2015/10/19

Opportunity Cost?

Bagi pengguna aplikasi Gojek pasti tahu kalau kita memberikan kode referral ke teman kita yang belum pernah menggunakan Gojek, maka kita dan teman itu sama-sama akan mendapatkan kredit sebesar Rp50.000. Tentu saja kita akan mendapatkannya ketika teman kita itu memesan Gojek untuk pertama kali. Kredit itu bisa pakai sebagai pengganti cash. Simpelnya kita dikasih oleh Gojek ‘duit elektronik’ sebesar Rp50.000 secara cuma-cuma yang hanya bisa dipakai untuk aplikasi Gojek. Tulisan ini bukan tentang aplikasi itu. Bukan.

Anggap kita punya kredit dari referral, dan kita dengan mudah dapat Rp50.000. Kalau kita menggunakan fitur Gofood dan membayarnya dengan kredit dari referral itu untuk memesan makanan di Gojek yang biaya delivery-nya sekitar Rp10.000, dan memilih makanannya adalah Burger seharga Rp25.000 (bersih sudah dengan pajak).

Jadi, uang yang benar kita keluarkan apakah Rp25.000 saja atau Rp35.000? Bukankah Rp10.000 itu kita dapat dengan cuma-cuma dari membagikan kode yang sekarang sisa Rp40.000? Bukankah kita tidak mengeluarkan uang cash untuk biaya Rp10.000 tersebut? Rp10.000 itu kan yang kita dapat secara cuma-cuma dari Gojek sebagai bagian dari Rp50.000 diatas dan dikembalikan lagi, bukan? Jadi itu artinya biaya memesan makanan Cuma Rp25.000 saja? 

Oh ya, kamu sudah belajar Ilmu Ekonomi dan membaca buku Economics Samuelson itu, jadi sudah pasti paham maksud dan kaitannya dengan judul tulisan ini.

Saya jadi ingat beberapa tahun yang lalu ketika ada yang bergulat dengan pertanyaan bahwa subsidi bukan uang keluar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar